About

My name is Felix Surya Putra, my nickname is Felix. I was born in Jember, East Java, Indonesia. I was a student, I liked the lessons of ICT in school, I attended a computer in school extracurricular. I am interested in cyberspace, so I wanted to try to make a blog and several other accounts that help develop the blog and my ability to create creative creations.
Santo Felix
St. Felix III (II)
Hari Perayaan : 1 Maret

Paus St. Felix III (II) adalah leluhur dari Paus St. Gregorius Agung ( 540-604 ). Gregorius menulis bahwa ketika bibinya, St. Tharsilla, sedang menghadapi ajal, Paus Felix menampakkan diri kepada bibinya dan membimbingnya ke surga. Siapakah Paus St. Felix ini? Dan peristiwa-peristiwa apakah yang terjadi dalam hidupnya yang menghantarnya ke kekudusan?

Meski tak banyak catatan tentangnya, tetapi kita tahu bahwa Felix adalah seorang Romawi. Ia seorang yang jujur dan gagah berani dalam menghadapi masa-masa sulit. Felix dinobatkan menjadi paus pada tahun 483. Gereja terpecah-belah atas kelompok-kelompok karena ajaran-ajaran sesat. Faktor-faktor politis mempersulit pelayanan paus. Tetapi, Felix berhasil membuktikan diri sebagai seorang yang gagah berani dalam membela kebenaran-kebenaran iman dan hak-hak Gereja. Banyak yang memperbandingkannya dengan Paus St Leo Agung yang wafat pada tahun 461. Paus Felix sungguh universal dalam pandangannya. Ia berusaha memahami serta menyelesaikan masalah-masalah Gereja di berbagai belahan dunia.

Felix melewatkan sembilan tahun dari masa hidupnya sebagai paus. Ia akan dikenang sebagai seorang yang berdedikasi total kepada Yesus dan Gereja-Nya. Paus St. Felix wafat pada tahun 492.

Dalam Sabda Bahagia, Yesus mengatakan, “Berbahagialah orang yang membawa damai.” Kita dapat belajar dari St. Felix untuk mengesampingkan perbedaan-perbedaan pribadi dan menjadi pembawa damai dalam hidup kita.







Santo Fransiskus Xaverius
St. Fransiskus Xaverius
Hari Perayaan : 3 Desember

Misionaris besar ini dilahirkan di Kastil Xaverius, Spanyol pada tahun 1506. Ia belajar di Universitas Paris ketika umurnya delapanbelas tahun. Di sanalah ia bertemu dengan St. Ignatius Loyola, yang pada waktu itu akan membentuk Serikat Yesus. St. Ignatius berusaha mengajak Fransiskus untuk bergabung. Pada mulanya, pemuda yang suka bersenang-senang ini tidak pernah memikirkannya. Kemudian, St. Ignatius mengulangi kata-kata Yesus dalam Kitab Suci kepadanya: “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” Akhirnya, Fransiskus memahami dengan jelas bahwa panggilan hidupnya adalah bersama dengan para Yesuit.

Ketika Fransiskus berusia tigapuluh empat tahun, St. Ignatius mengutusnya sebagai misionaris ke Hindia Belanda. Raja Portugal hendak memberinya hadiah-hadiah dan juga seorang pelayan untuk menyertainya. Tetapi, Fransiskus dengan halus menolak pemberian raja dengan mengatakan: “Cara terbaik bagi seseorang untuk mendapatkan martabat sejati adalah dengan mencuci baju serta memasak makanannya sendiri.” Sepanjang karyanya yang gemilang di Goa, India, Indonesia, Jepang serta pulau-pulau lain di timur, St. Fransiskus mempertobatkan banyak orang. Sesungguhnya, ia membaptis begitu banyak orang hingga ia menjadi terlalu lemah bahkan untuk mengangkat tangannya sendiri. Ia mengumpulkan anak-anak kecil di sekitarnya serta mengajarkan iman Katolik kepada mereka. Kemudian ia menjadikan mereka misionaris-misionaris kecil. Ia mengajak mereka untuk menyebarluaskan iman yang telah mereka peroleh. Tidak ada yang tidak dilakukan St. Fransiskus untuk membantu sesama. Suatu ketika, ia berhadapan dengan segerombolan perompak yang garang, ia sendirian dan tanpa senjata kecuali salibnya. Gerombolan perompak itu mundur kembali dan tidak jadi menyerang penduduk Kristennya. St. Fransiskus juga membawa kembali orang-orang Kristen yang hidup tidak baik untuk bertobat. Satu-satunya “alat”-nya adalah kelemahlembutan, keramahan serta doa-doanya.

Sepanjang perjalanan dan kerja kerasnya yang melelahkan, St. Fransiskus senantiasa dipenuhi oleh sukacita yang datang dari Tuhan. Ia mendambakan untuk dapat pergi ke Cina, ke daerah di mana tak seorang asing pun diijinkan masuk. Akhirnya, persiapan-persiapan dilakukan, tetapi misionaris besar kita jatuh sakit. Ia wafat, hampir-hampir tanpa ditemani siapa pun, pada tahun 1552 di sebuah pulau di pesisir Cina. Usianya baru empatpuluh enam tahun. Fransiskus Xaverius dinyatakan kudus oleh Paus Gregorius XV pada tahun 1622. Ia dikanonisasi bersama para kudus yang hebat lainnya dalam suatu upacara kanonisasi di Roma. Ignatius dari Loyola, Theresia dari Avila, Filipus Neri dan Isidorus si Petani, dikanonisasi pada hari yang sama.

Cinta Fransiskus kepada Yesus demikian besar hingga ia tidak dapat beristirahat karena pemikiran akan begitu banyaknya orang yang belum pernah mendengar Injil. Bagaimana jika aku membagikan imanku kepada setidak-tidaknya satu orang dalam hidupku?
(sumber :www.yesaya.indocell.net)


Santo Felix dan Santo Fransiskus Xaverius merupakan Santo pelindung yang aku pilih sebagai nama Baptis dan Krisma, menurutku nama itu akan menjadi suatu perlindungan dan penyertaan segala aktivitas dan tantangan yang akan aku hadapi selama hidupku ini.


Felix sebenarnya sudah menjadi namaku sejak lahir yang diberikan oleh orang tuaku, aku menerima sakramen baptis pada 8 April 2009 dengan menggunakan Santo Felix dan sekaligus menerima Komuni Pertama pada 9 April 2009. Pada saat itu sebenarnya aku masih belum mengerti apa makna dari sebuah nama Santo yang aku pilih, akan tetapi setelah memperoleh Sakramen Krisma pada 3 Oktober 2010 saya mulai memahami nama Santo pilihanku.

Aku berharap setiap kebaikan dan pengorbanan Santo Felix dan Santo Fransiskus Xaverius yang pernah diperbuatnya dahulu akan selalu ada dalam diriku dan membantuku untuk menghadapi setiap rintangan dan halangan.

Flix Blog © 2011. Powered by Blogger.